BPFC - Tak hanya owner Barito Putera, HA Sulaiman HB dan masyarakat Kalsel yang mengharapkan banyak pemain Banua membela tim Laskar Antasari, Syaifullah Nazar pun sangat mendambakannya.
Sekarang ini pemain yang membela Barito di Kompetisi Indonesia Super League tahun 2013/2014 hanya Syaifullah. Sebelumnya ada kiper asal Binuang, Husayn Mugni, hanya saja jebolan PS Binuang Tapin kalah bersaing dengan Aditya Harlan, Dian Agus Prastyo dan Dedi Imam.
Menurut Syaifullah, sulitnya melahirkan pemain handal karena sekarang ini tidak ada lagi kompetisi kelompok umur yang dilaksanakan secara rutin tiap tahun.
"Dulu ada kompetisi KU yang diselenggarakan Banjarmasin Post maupun PS Binuang. Juga ada turnamen KU digelar di Banjarbaru," ujar laki-laki yang mempunyai panggilan akrab Pulah itu.
Begitu juga anggota perserikatan seperti Persemar Martapura, Persebaru Banjarbaru, Peseban Banjarmasin maupun tim-tim lainnya menggelar kompetisi antar klub secara rutin.
"Ada sasaran pemain junior dan senior, membuat para pemain bersemangat berlatih," paparnya.
Hasil turnamen berjenjang tersebut melahirkan pemain berbakat seperti Syaifullah Nazar, Suprianto, Elyani, Husain Mugni atau pemain di atasnya Herry Maulana, Widodo, Tabarani dan lain-lainnya.
Kalau sekarang, lanjut Pulah, kompetisi tak ada dan turnamen sangat minim, kecuali Brimob.
Bisa ditebak, tak ada lagi pemain sepakbola berkualitas dari lokal untuk ditonjolkan buat membela Barito.
"Saya berharap kompetisi KU kembali dihidupkan, begitu juga kompetisi klub mantan perserikatan diadakan kembali bila ingin melahirkan pemain handal," tegasnya.
Syaifullah pun sempat iri sewaktu Barito TC di Jakarta. Soalnya Barito tak bisa latihan karena lapangan Ragunan dipergunakan buat pertandingan KU se Jabotabek setiap Sabtu dan Minggu.
"Tak heran mereka mampu melahirkan pemain handal, karena rutin menggelar kompetisi," tandasnya.
Mengenai masa libur Kompetisi ISL sendiri, Syaifullah mengatakan, dirinya tetap rutin melakukan latihan bersama klub lama HW Martapura dan sesekali ikut turnamen anta kampung (tarkam).
"Ini hanya menjaga fisik dan sentuhan bermain bola. Bila pelatih meminta latihan bersama, sudah siap secara fisik," katanya.
Syaifullah pun tak khawatir bila cidera saat main tarkam, karena kapan pun bisa terjadi.
"Terkadang saat latihan jogging dan tak main games kita cidera. Yang penting bermain hati-hati dan tak memaksakan diri saat bola tanggung mengambil bola, insya Allah tak akan cidera," tandasnya.
Sumber:BANJARMASINPOST.CO.ID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar